tag:blogger.com,1999:blog-7185248802041962602024-03-05T06:49:02.538-08:00RESUSITASI DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMResusitasi dalam Pandangan Islamhttp://www.blogger.com/profile/08632678398928176050noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-718524880204196260.post-16110103131454378952009-12-10T21:15:00.000-08:002009-12-16T23:21:20.911-08:00Kasus ResusitasiResusitasi Dalam Pandangan Islam
<br />
<br />Di Bawah situasi ini</span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" > resusitasi</span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" > diperbolehkan dalam Islam untuk menandatangani DNR bagi </span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" >seseorang</span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" > </span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" >apabila</span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" > dokter pikir ini adalah satu-satunya hal terbaik untuk dil</span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" >akukan.</span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" > </span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" >K</span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >ecuali dalam kasus-kasus tertentu yang telah didefinisikan oleh para ulama </span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" >adalah sbb :<b style=""><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" ><span style=""> </span>1. Jika orang sakit telah dibawa ke rumah sakit dan mati, dalam hal ini tidak perlu menggunakan peralatan resusitasi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >2. Jika kondisi pasien tidak cocok untuk resusitasi menurut pendapat tiga dokter spesialis yang dapat dipercaya, dalam hal ini ada juga tidak perlu menggunakan peralatan resusitasi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >3. Jika pasien penyakit ini kronis dan tak terobati, dan kematian tidak dapat dihindarkan menurut kesaksian tiga dokter spesialis yang dapat dipercaya, dalam hal ini tidak perlu menggunakan peralatan resusitasi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >4. Jika pasien tidak mampu, atau negara bagian vegetatif yang gigih dan sakit kronis, atau dalam kasus kanker pada tahap lanjutan, atau kronis penyakit jantung dan paru-paru, dengan berulang-ulang penghentian dari jantung dan paru-paru, dan tiga dokter spesialis dapat dipercaya telah ditentukan itu, maka tidak ada perlu menggunakan peralatan resusitasi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >5. Jika ada indikasi pada pasien cedera otak yang tidak dapat diperlakukan sesuai dengan laporan dari tiga dokter spesialis yang dapat dipercaya maka tidak ada perlu menggunakan peralatan resusitasi, karena tidak ada gunanya melakukan hal itu. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >6. Jika menghidupkan kembali jantung dan paru-paru tidak bermanfaat dan tidak tepat karena situasi tertentu menurut pendapat tiga dokter spesialis yang dapat dipercaya, maka tidak ada perlu menggunakan peralatan resusitasi, dan tidak ada perhatian harus dibayarkan kepada pendapat pasien kerabat tentang penggunaan peralatan resusitasi atau sebaliknya, karena ini bukan spesialisasi mereka. </span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><b style=""><u><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Shaykh Abd al-Razzaaq 'Afeefi. 'Abd al-'Azeez ibn 'Abd-Allaah ibn Baaz, Shaykh 'Abd al-Razzaaq 'Afeefi. Syaikh 'Abd al-Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh'</span></u></b><b style=""><u><span style=";font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" ><o:p></o:p></span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><b style=""><u><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Fataawa al-Lajnah al-Daa'imah (25/80). Fatawa al-Lajnah al-Daimah (25/80). <o:p></o:p></span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >Dalam resolusi Dewan Fiqih Islam tidak ada (5), tanggal 3/07/86, mengenai peralatan resusitasi, ia mengatakan: <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >Dalam pertemuan Dewan Fiqih Islam ketiga diadakan selama konferensi di 'Ammaan, ibukota Kerajaan Yordania Hashemit 8-13 Safar/11 sampai 16 Oktober 1986. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >Setelah diskusi tentang segala aspek pada subjek peralatan resusitasi dan ekstensif mendengarkan penjelasan dari dokter spesialis, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >Ditentukan sebagai berikut: <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >Dalam syariat seseorang dianggap telah meninggal dan semua keputusan yang dihasilkan dari kematian datang ke dalam bermain jika salah satu dari dua tanda berikut terbukti: <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >1. Jika hatinya dan pernapasan telah berhenti sama sekali dan para dokter telah menetapkan bahwa mereka tidak dapat dimulai ulang. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >2. Jika semua fungsi otak telah berhenti sepenuhnya, dan spesialis, dokter ahli telah menentukan bahwa penghentian ini adalah ireversibel, dan otaknya telah mulai hancur. Dalam kasus ini, menghapus resusitasi peralatan yang terhubung ke orang itu diperbolehkan, meskipun beberapa organ seperti jantung masih dapat berfungsi secara artifisial karena tindakan life support equipment. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >Akhir kutipan dari Majallat Majma 'al-Fiqih, tidak masalah. 3, vol. 3, vol. 2, p. 2, h. 807. 807. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >Terburu-buru untuk membuat keputusan seperti itu karena kasihan pada bagian dari orang tua, atau salah satu dari mereka, atau karena dokter ingin membuat peralatan yang tersedia untuk pasien lain, harus dihindari.Oleh karena itu adalah penting bahwa ada kesepakatan antara tiga dokter bahwa ada salah satu alasan yang membuat Bolehkah untuk menonaktifkan dukungan kehidupan pasien. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >And Allaah knows best. Wallahu A'lam. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" >
<br /><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" lang="EN-US" ><o:p> </o:p></span></p> </div>Resusitasi dalam Pandangan Islamhttp://www.blogger.com/profile/08632678398928176050noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-718524880204196260.post-49598841273101869522009-12-07T21:28:00.000-08:002009-12-11T01:15:54.467-08:00u can see our blog<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaaVvYx-SvZQP0z2bkf-eM3inkukQj9YJzn69fT5leoOJ4fOa_BHVkDEMgvgrYKVLxrSpy5XFEGk6SWMz66jsN3vnyYUDkjohT3LFH1nhiYmcu1uOH7ycKk9AT6QGjCRBxC4d-SIFL4UU/s1600-h/img_0335.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaaVvYx-SvZQP0z2bkf-eM3inkukQj9YJzn69fT5leoOJ4fOa_BHVkDEMgvgrYKVLxrSpy5XFEGk6SWMz66jsN3vnyYUDkjohT3LFH1nhiYmcu1uOH7ycKk9AT6QGjCRBxC4d-SIFL4UU/s320/img_0335.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5413873018477725314" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal"><span style="line-height: 115%; color: rgb(152, 72, 6);font-family:Algerian;font-size:16px;" ><span style="color: rgb(255, 204, 255);font-size:180%;" >Contoh-contoh Resusitasi</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><br /></span> </span><span style=";font-family:";" ><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(204, 153, 51);">1.Resusitasi Jantung Paru</span></span><br />Nafas Buatan disebut juga Resusitasi Jantung Paru atau Bantuan Hidup Dasar atau CPR (CardioPulmonary Resuscitation), merupakan suatu tindakan kegawatan sederhana tanpa menggunakan alat bertujuan menyelamatkan nyawa seseorang dalam waktu yang singkat.</span></p><p class="MsoNormal"><img src="file:///C:/Documents%20and%20Settings/TOSHIBA/My%20Documents/resusitasi-kecil.jpg" alt="" /></p><p class="MsoNormal"><span style=";font-family:";" ><span style="color: rgb(255, 255, 0); font-style: italic;font-size:130%;" >A. Orang yang tidak bernapas</span><br />Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari korban/pasien. Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Henti napas dapat terjadi pada keadaan :<br />• Tenggelam<br />• Stroke (Mempunyai riwayat hipertensi, trus tiba-tiba jatuh/pingsan)<br />• Obstruksi jalan napas (Kerusakan daerah tenggorokan)<br />• Epiglotitis (Peradangan Pita Suara)<br />• Overdosis obat-obatan<br />• Tersengat listrik<br />• Infark miokard (Serangan Jantung)<br />• Tersambar petir<br />• Koma akibat berbagai macam kasus (Pingsan tanpa penyebab) Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk kedalam darah untuk beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.<br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 102, 204); font-style: italic;"></span></span></p><p class="MsoNormal"><span style=";font-family:";" ><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 153); font-style: italic;font-size:130%;" >B. Henti jantung</span><br />Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi darah. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadinya henti jantung.<br />Resusitasi jantung paru dapat dilakukan dengan cara airway (jalan napas), yaitu dengan memeriksa jalan napas untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan napas yanf disebabkan oleh benda asing. Lalu bisa juga dilakukan dengan cara breathing (bantuan napas), yaitu memberikan 2 kali ventilasi sebelum kompresi dan memberikan 2 kali ventilasi per 10 detik pada saat setelah kompresi. Yang terakhir bisa juga dilakukan circulation (bantuan sirkulasi), yaitu memastikan ada tidaknya denyut jantung.<br /></span></p><p class="MsoNormal"><span style=";font-family:";" ><span style="color: rgb(204, 153, 51);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;"> 2. Resusitasi Pada Bayi</span><br /></span> Kira-kira 10% bayi baru lahir memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan saat lahir, dan sekitar 1 % saja yang memerlukan resusitasi lengkap mulai dari pembersihan jalan nafas hingga pemberian obat-obatan darurat. Kita juga harus memeriksa dulu bagaimana keadaan bayi saat lahir.<br />Ciri-cirinya adalah seperti :<br />• Apabila frekuensi>100x / menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan menilai warna kulit.<br />• Apabila frekuensi <></span></p>Resusitasi dalam Pandangan Islamhttp://www.blogger.com/profile/08632678398928176050noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-718524880204196260.post-81314495025967181132009-12-07T20:54:00.000-08:002009-12-11T01:13:13.048-08:00this is our blog<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiADnldcfoXfSsfmyH5fimc0TX7Z6V9JFZ-6nmT4oHuLos7_bT4ZUni7lzn5WSNkeHr4zX3c2JyZW7m203pZ-gY0XDnCWXmwRP6waT3-zSRsF7zA7mNdvybofm30dTVYgbV55MHSgtk5YM/s1600-h/resusitasi-kecil.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 165px; height: 241px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiADnldcfoXfSsfmyH5fimc0TX7Z6V9JFZ-6nmT4oHuLos7_bT4ZUni7lzn5WSNkeHr4zX3c2JyZW7m203pZ-gY0XDnCWXmwRP6waT3-zSRsF7zA7mNdvybofm30dTVYgbV55MHSgtk5YM/s320/resusitasi-kecil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5413879999989669330" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal;"><b style=""><span style=";font-family:";font-size:28;" lang="EN-US" ><br /></span></b></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal;"><b style=""><span style=";font-family:";font-size:28;" lang="EN-US" ><span style="color: rgb(153, 255, 255);font-size:180%;" >Tujuan Resusitasi</span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; line-height: normal;" align="center"><b style=""><span style=";font-family:";font-size:28;" ><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" spid="_x0000_i1026" type="#_x0000_t75" style="'width:165pt;height:240.75pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\TOSHIBA\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg" title="resusitasi-kecil"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><br /><!--[endif]--></span></b><b style=""><span style=";font-family:";font-size:28;" lang="EN-US" ><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" >Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup. Tindakan resusitasi ini dimulai dengan penilaian secara tepat keadaan dan kesadaran penderita kemudian dilanjutkan dengan tujuan pertama yaitu pemberian bantuan hidup dasar <i>(basic life support), </i>yaitu untuk oksigenasi darurat. Lalu setelah bantuan hidup terpenuhi berlanjut ke tujuan ke dua yaitu <i>(advance life support), </i>adalah untuk memulai kembali sirkulasi yang spontan, sedangkan tujuan ke tiga yaitu <i>(prolonged life support)</i>, adalah pengelolaan intensif pasca resusitasi. Hasil akhir dari tindakan resusitasi akan sangat tergantung pada kecepatan dan ketepatan penolong pada tahap pertama dalam memberikan bantuan hidup dasar.</span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:8;" lang="EN-US" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12;" ><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_2" spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" style="'width:352.5pt;height:316.5pt;visibility:visible;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\TOSHIBA\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg" title="cpr_a_skill_for_life"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" ><br /><span style=""> </span>Tujuan utama resusitasi kardiopulmoner yaitu melindungi otak secara manual dari kekurangan oksigen, lebih baik terjadi sirkulasi walaupun dengan darah hitam daripada tidak sama sekali. Sirkulasi untuk menjamin oksigenasi yang adekuat sangat diperlukan dengan segera karena sel-sel otak menjadi lumpuh apabila oksigen ke otak terhenti selama 8 – 20 detik dan akan mati apabila oksigen terhenti selama 3 – 5 menit. Kerusakan sel-sel otak akan menimbulkan dampak negatif berupa kecacatan atau bahkan kematian.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p>Resusitasi dalam Pandangan Islamhttp://www.blogger.com/profile/08632678398928176050noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-718524880204196260.post-48239107858469563382009-12-07T20:34:00.000-08:002009-12-10T23:45:04.655-08:00welcome to our blog<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVRH9VK0eMr2N-7sIHirTgFEBmzMD6Jrdw3y72nV1HI7gb_q4DyvJAX6je-XsGlcvGSgCSWVI3BYaggMeY6IxRFd-T2jpnniFnGQECjnzSE0jP08x96xoTqpuKoo7jZpBauFDnZD_2ZKI/s1600-h/cpr_a_skill_for_life.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 262px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVRH9VK0eMr2N-7sIHirTgFEBmzMD6Jrdw3y72nV1HI7gb_q4DyvJAX6je-XsGlcvGSgCSWVI3BYaggMeY6IxRFd-T2jpnniFnGQECjnzSE0jP08x96xoTqpuKoo7jZpBauFDnZD_2ZKI/s320/cpr_a_skill_for_life.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5413880935181969586" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><b style=""><span style="color: rgb(95, 73, 122);font-family:Jokerman;font-size:26;" >Pengertian Resusitasi</span></b><b style=""><span style="color: rgb(95, 73, 122);font-family:Jokerman;font-size:26;" lang="EN-US" ><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><b style=""><span style="color: rgb(95, 73, 122);font-family:Ravie;font-size:8;" lang="EN-US" ><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><b style=""><span style=";font-family:";font-size:18;" >Menurut Tjokronegoro (1998)</span></b><b style=""><span style=";font-family:";font-size:8;" lang="EN-US" ><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><b style=""><span style=";font-family:";font-size:18;" ><br /></span></b><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" ><span style=""> </span></span><span style=";font-family:";font-size:12;" >Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru yang berorientasi pada otak.</span><b style=""><span style=";font-family:";font-size:18;" lang="EN-US" ><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><span style=";font-family:";font-size:12;" ><br /></span><b style=""><span style=";font-family:";font-size:16;" >Menurut Rilantono, dkk (1999)</span></b><b style=""><span style=";font-family:";font-size:16;" lang="EN-US" ><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><span style=";font-family:";font-size:12;" ><br /></span><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" ><span style=""> </span></span><span style=";font-family:";font-size:12;" >Resusitasi mengandung arti harfiah “menghidupkan kembali”, yaitu dimaksudkan untuk usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung yang berlanjut menjadi kematian biologis.</span><span style=";font-family:";font-size:12;" lang="EN-US" ><br /><span style=""> </span>Resusitasi dilakukan pada keadaan henti nafas, misalnya pada korban tenggelam, stroke, obstruksi benda asing di jalan nafas, inhalasi gas, keracunan obat, tersedak, tersengat listrik, koma dan lain-lain. Sedangkan henti jantung terjadi karena fibrilasi ventrikel, takhikardi ventrikel, asistol dan disosiasi elektromekanikal.</span><span style=";font-family:";font-size:12;" ><o:p></o:p></span></p>Resusitasi dalam Pandangan Islamhttp://www.blogger.com/profile/08632678398928176050noreply@blogger.com0